Sekretaris Utama BKN Imas Sukmariah memonitoring seleksi PPPK Tahap II di Batam. Ia menegaskan transparansi sistem CAT dan pentingnya integritas serta kepercayaan diri peserta.

Sekretaris Utama Badan Kepegawaian Negara (BKN), Imas Sukmariah, melakukan monitoring langsung pelaksanaan Seleksi Kompetensi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahap II. Kunjungan kerja ini dilaksanakan di Titik Lokasi (Tilok) Mandiri BKN Batam yang bertempat di Hotel Golden View, pada Jumat (9/5).

Kehadiran Sestama BKN tidak hanya untuk memastikan infrastruktur dan teknis pelaksanaan ujian berjalan lancar, tetapi juga untuk menyuntikkan semangat moral kepada para peserta yang tengah berjuang mengubah nasib menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Dalam arahannya di hadapan para peserta sebelum ujian dimulai, Imas menekankan bahwa sistem Computer Assisted Test (CAT) yang dibangun BKN adalah wujud nyata penjaminan transparansi dan akuntabilitas. Sistem ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk menjadi ASN, baik sebagai PNS maupun PPPK, tanpa adanya intervensi pihak luar.

“Ini adalah sistem yang memang kita bangun untuk menjamin transparansi. Hak untuk menjadi ASN adalah hak seluruh warga negara,” ujar Imas.

Lebih lanjut, Imas mengingatkan peserta untuk membangun mentalitas mandiri. Ia menegaskan agar peserta tidak menggantungkan harapan pada janji-janji manis oknum tidak bertanggung jawab yang mengaku bisa meluluskan. Menurutnya, satu-satunya penolong di ruang ujian adalah kemampuan diri sendiri dan doa dari orang-orang tercinta.

“Motivasi untuk percaya diri, yakin kepada kemampuan diri sendiri. Jangan percaya janji orang lain,” tegasnya. Ia juga menambahkan sentuhan humanis dengan mengingatkan peserta akan pentingnya restu keluarga. “Saya yakin sudah minta doa dari orang-orang tercinta, dari suami, istri, atau orang tua. Itu yang paling utama.”

Implikasi dari seleksi yang ketat dan transparan ini adalah lahirnya kader-kader ASN yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat. BKN berharap, melalui saringan yang objektif ini, instansi pemerintah akan diisi oleh pegawai yang profesional, jujur, dan berintegritas tinggi dalam melayani masyarakat.

“Mudah-mudahan Bapak Ibu bisa diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang profesional dan berintegritas, jujur di dalam bekerja,” pungkas Imas menutup arahannya.